DG News adalah platform berita digital yang menyajikan informasi terkini, akurat, dan terpercaya dari berbagai kategori seperti politik, ekonomi, teknologi, hiburan, olahraga, dan lainnya. Dengan jurnalisme yang berfokus pada kecepatan dan keakuratan, DG News hadir untuk memberikan pembaca wawasan mendalam mengenai peristiwa-peristiwa penting di Indonesia dan dunia. Selalu up-to-date dan mudah diakses, DG News menjadi sumber informasi utama bagi mereka yang ingin mengikuti perkembangan terbaru dengan sudut pandang yang obyektif dan tajam.
Jakarta, 23 September 2024 – Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Australia dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada pekan lalu, menjadi sorotan publik. Selain karena hasil yang mengecewakan bagi Timnas Garuda, momen kemarahan pelatih Shin Tae-yong (STY) kepada salah satu pemain andalannya, Marselino Ferdinan, juga menjadi perbincangan hangat di kalangan suporter dan netizen.
Jeje, seorang pengamat sepak bola sekaligus YouTuber yang kerap mengulas pertandingan-pertandingan Timnas, mengungkap momen panas tersebut melalui kanal YouTube pribadinya. Menurutnya, kemarahan STY terhadap Marselino terlihat sangat jelas di tepi lapangan ketika pemain muda itu melakukan kesalahan yang dinilai fatal dalam situasi krusial.
“Saat itu Marselino tampak kebingungan setelah kehilangan bola di daerah pertahanan. Shin Tae-yong langsung bereaksi keras dari pinggir lapangan. Saya melihat dengan jelas dari mimik wajahnya, dan menurut informasi yang saya dapat, STY berkata sesuatu seperti ‘Kenapa kamu tidak bermain lebih fokus? Kamu tahu kita tidak bisa lengah seperti ini melawan Australia!’ dengan nada yang sangat tinggi,” ungkap Jeje dalam videonya.
Menurut Jeje, kemarahan STY tersebut cukup beralasan mengingat Australia adalah lawan tangguh yang tidak bisa diremehkan. Marselino, yang selama ini menjadi andalan di lini tengah, tampak berada di bawah tekanan besar. STY yang dikenal tegas dan disiplin dalam menangani pemain, menunjukkan frustrasinya atas performa tim yang tidak sesuai harapan, terutama di momen penting pertandingan tersebut.
“Ini mungkin terlihat sebagai tekanan besar bagi pemain muda seperti Marselino, tapi dari sisi pelatih, STY hanya ingin memastikan semua pemainnya fokus penuh di setiap detik pertandingan, apalagi menghadapi tim besar seperti Australia,” lanjut Jeje.
Pertandingan itu sendiri berakhir dengan kekalahan bagi Timnas Indonesia. Meskipun demikian, Jeje menekankan bahwa momen kemarahan STY harus dilihat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kedisiplinan dan konsentrasi pemain. “Kita harus ingat bahwa STY ini adalah pelatih yang pernah membawa Korea Selatan tampil luar biasa di Piala Dunia, jadi standard yang dia bawa juga tinggi,” kata Jeje.
Jeje juga berharap Marselino bisa belajar dari pengalaman ini. “Marselino pemain muda yang berbakat dan punya masa depan cerah. Dia pasti bisa bangkit dari momen ini dan menjadi lebih baik ke depannya.”
Insiden ini pun memicu berbagai reaksi dari netizen. Beberapa mendukung pendekatan keras STY terhadap Marselino, menganggap hal tersebut adalah bentuk cinta seorang pelatih kepada pemainnya. Sementara yang lain menganggap bahwa kemarahan tersebut mungkin terlalu berlebihan mengingat usia dan pengalaman Marselino yang masih muda.
Namun, satu hal yang pasti, STY tetap berkomitmen untuk membentuk Timnas Indonesia yang lebih tangguh dan disiplin dalam menghadapi tantangan di level internasional. Kekalahan dari Australia menjadi pelajaran penting bagi Tim Garuda dalam mempersiapkan diri untuk laga-laga selanjutnya di kualifikasi Piala Dunia 2026.