DG News adalah platform berita digital yang menyajikan informasi terkini, akurat, dan terpercaya dari berbagai kategori seperti politik, ekonomi, teknologi, hiburan, olahraga, dan lainnya. Dengan jurnalisme yang berfokus pada kecepatan dan keakuratan, DG News hadir untuk memberikan pembaca wawasan mendalam mengenai peristiwa-peristiwa penting di Indonesia dan dunia. Selalu up-to-date dan mudah diakses, DG News menjadi sumber informasi utama bagi mereka yang ingin mengikuti perkembangan terbaru dengan sudut pandang yang obyektif dan tajam.
Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menunjukkan penguatan jelang akhir pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat (15/9), rupiah ditutup menguat di level Rp15.103 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya yang berada di kisaran Rp15.150. Penguatan ini menandakan pergerakan positif bagi mata uang Indonesia setelah beberapa pekan mengalami tekanan akibat ketidakpastian global.
Menurut para analis, penguatan rupiah ini didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam negeri maupun kondisi eksternal. Salah satu faktor utama adalah sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia yang menunjukkan stabilitas di tengah inflasi global yang mereda. Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar melalui berbagai kebijakan moneter.
Di sisi lain, pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (bank sentral AS) juga memberikan dampak positif bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah. Pasar finansial global merespon baik keputusan The Fed yang menahan kenaikan suku bunga, sehingga memicu aliran modal kembali masuk ke pasar negara berkembang.
Penguatan rupiah juga diiringi oleh optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap solid. Data-data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa inflasi dalam negeri terkendali, sementara ekspor tetap menunjukkan kinerja positif. Selain itu, cadangan devisa Indonesia yang stabil turut mendukung kepercayaan pasar terhadap kekuatan rupiah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga fundamental ekonomi yang kuat, di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian. “Kami optimis bahwa kinerja ekonomi yang baik akan terus menopang penguatan rupiah, terutama dengan adanya dukungan dari kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi dengan baik,” ujar Sri Mulyani dalam sebuah konferensi pers.
Meski rupiah menguat, para analis mengingatkan bahwa tantangan eksternal masih membayangi. Ketegangan geopolitik global, terutama antara AS dan China, serta risiko perlambatan ekonomi dunia bisa kembali menekan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, kestabilan rupiah akan sangat bergantung pada dinamika global dan respons kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik.
Penguatan nilai tukar rupiah menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia, terutama menjelang akhir pekan ini. Dengan sentimen positif dari kebijakan global dan stabilitas ekonomi dalam negeri, rupiah berhasil memperkuat posisinya terhadap dolar AS di level Rp15.103. Namun, tantangan global tetap menjadi perhatian utama dalam menjaga keberlanjutan tren positif ini di masa mendatang.